BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Kasus I
Kepemimpinan adalah
kemampuan seseorang atau pamimpin untuk mempengaruhi orang yang di pimpin sehingga
orang tersebut bertingkah laku sebagaimana di kehendaki oleh pimpinannya.
Seorang pemimpin harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dapat menganalisa
informasi secara mendalam untuk mengambil suatu keputusan yang tepat dan dia
juga harus bisa melibatkan pihak-pihak yang tepat dalam proses pengambilan
keputusan. Seorang pemimpin dapat dikatakan baik jika mampu menciptakan situasi
yang menginspirasi para pengikutnya agar mencapai tujuan yang lebih baik dan
lebih tinggi lagi dari keadaan sekarang. Jiwa kepemimpinan seseorang dapat
diperoleh dari bawaan lahir dan ada pula yang diperoleh berdasarkan pengaruh
lingkungan sosial.
Salah
satu contoh yang dari bawaan lahir adalah tokoh Sri Mulyani atau yang dikenal
dengan SMI. SMI lahir di Bandar Lampung, 26 Agustus 1962. Beliau telah pernah
menjabat dibeberapa instansi dari tahun 1998 sampai saat ini, baik dalam negeri
maupun luar negeri. Salah satu contohnya adalah kasus Bank Sentury. Dimana
beliau telah berhasil mempertahankan perekonomian indonesia, sehingga beliau
diangkat oleh bank dunia sebagai Direktur Pelaksana di Bank Dunia. Contoh lain
adalah ketika beliau berhasil mencatat beberapa prestasi penting di bidang
pembangunan ekonomi dan good governance. Salah satunya ialah
keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi di Departemen Keuangan melalui
terbentuknya transparansi dan akuntabilitas di internal departemen, upaya itu
sekaligus dapat menjadi landasan untuk membuat kebijakan fiskal yang lebih baik
di masa depan.
Dengan
banyaknya prestasi yang diraih Sri Mulyani terkait kemampuannya dalam memimpin
yang tidak pernah putus asa terhadap apa yang hendak dilakukannya, sehingga penulis
tertarik untuk mengangkat kepemimpinan Sri Mulyani dalam studi kasus makalah
ini.
1.2
Latar Belakang
Kasus II
Kepemimpinan
seseorang menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai targetnya. Tentunya
target ini merupakan visi dan misi yang ingin dicapai oleh perusahaan. Selain
itu, kinerja perusahaan yang produktif mencerminkan gaya kepemimpinan seseorang
di suatu lembaga atau perusahaan. Oleh karena itu, suksesnya suatu perusahaan
mencerminkan suksesnya pemimpin di perusahaan tersebut. Gaya kepemimpinan
pimpinan perusahaan ini mempengaruhi kualitas kinerja karyawan, kerangka
kinerja karyawan hingga mencapai peningkatan kinerja karyawan.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) kepemimpinan
itu sendiri adalah bentuk dominasi yang
didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain
untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan
memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus. Jadi dapat
dikatakan bahwa kepemimpinan merupakan sebuah hubungan yang saling mempengaruhi
di antara pemimpin dan pengikut nya yang menginginkan perubahan nyata yang
mencerminkan tujuan bersamanya. Tujuan bersama yang dimaksud adalah tujuan
bersama organisasi. Sehingga dengan adanya kepemimpinan, akan mempengaruhi
kualitas dari perusahaan secara keseluruhan.
Berdasarkan masalah yang telah
disampaika, maka makalah ini akan membahas
mengenai performance leadership dari
PT Unilever Indonesia Tbk. Seperti yang kita ketahui, PT Unilever
Indonesia Tbk sekarang berada di bawah naungan Maurist Daniel
Rudolf Lalisang. Dengan adanya pembahasan ini, maka akan
mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan dari
Maurist Daniel Rudolf Lalisang sendiri selaku pimpinan. Maka setelah itu akan
diketahui mengenai gaya kepemimpinan seperti apa yang terdapat di PT Unilever
Indonesia Tbk yang dibahas dalam beberapa aspek yang mempengaruhi terhadap kinerja
karyawan, kerangka dalam meningkatkan kinerja, dan hasil terhadap peningkatan
kinerja tersebut.
BAB II
ISI
2.1 Paparan
Kasus
Contoh kasus yang akan dibahas dalam
teori kepemempinan ini ada 2, yaitu tentang kepemimpinan Sri Mulyani dan Maurist
Daniel Rudolf Lalisang. Seperti yang kita ketahui Sri Mulyani pernah menjabat
sebagai Menteri Keungan Indonesia. Sedangkan Maurist Daniel Rudolf Lalisang
merupakan pimpinan dari PT Unilever Indonesia Tbk.
2.1.1 Paparan Kasus I
Kasus yang dinagkat dalam makalah
ini adalah kepemimpinan Tokoh Sri Mulyani. SMI lahir di Bandar
Lampung, 26 Agustus 1962. Sebelum menjabat sebagai Menteri Keuangan, dia
menjabat Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari
Kabinet Indonesia Bersatu. Sri Mulyani dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi
di Indonesia. Ia menjabat Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998. Pada 5
Desember 2005, Sri Mulyani ditunjuk menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf
Anwar. Sejak tahun 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur
Bank Indonesia. Pada tahun 2010, Sri Mulyani menjadi tokoh yang hangat
diperbincangkan berkaitan dengan kasus Bank Century. Di tengah
penyelidikan kasus tersebut tiba-tiba Bank Dunia menunjuknya sebagai Direktur
Pelaksana di Bank Dunia. Sri Mulyani menjadi satu-satunya perempuan pertama
yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia yang membawahi 70 lebih
negara.
SMI berhasil mencatat beberapa
prestasi penting di bidang pembangunan ekonomi dan good governance.
Salah satunya ialah SMI berhasil meningkatkan penerimaan negara dari pajak
selama kepemimpinannya. Keberhasilan Direktorat Jenderal Pajak menambah jumlah
pemegang nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan kebijakan sunset policy
diyakini juga tidak terlepas dari perannya. SMI juga berkomitmen dalam upaya
pembangunan keuangan daerah melalui desentralisasi fiskal dan juga bisa
bersikap tegas ketika ada daerah yang terlambat membelanjakan anggaran.
Kepemimpinan Sri Mulyani tak hanya
diakui di tingkat kementerian keuangan yang dipimpinnya dan di tingkat
nasional. Sosoknya juga cemerlang di kancah internasional. Pengaruhnya sangat
besar dalam sejumlah forum ekonomi baik dengan negara-negara maju maupun sesama
negara berkembang, misalnya, dalam forum G-20. Ada beberapa forum dalam
lingkup G-20 yang merupakan hasil inisiatif Indonesia dan didorong oleh
prakarsa Sri Mulyani, seperti forum Bali Dialogue of Climate Change.
Para pegawai yang bekerja bersama
SMI menyatakan bahwa dia adalah orang yang tegas dan disiplin, rasional tapi
juga tulus. SMI dengan tegas, berani mereformasi seluruh struktur
keoorganisasian yang menjadi inti unit kerja di kementerian keuangan dan
membuat banyak terobosan dalam kebijakan serta berani mengambil risiko
yang tinggi, misalnya keputusan menyelamatkan Bank Century. Sri Mulyani dinilai
mampu menggawangi perekonomian Indonesia yang merupakan salah satu yang
terbesar di dunia hingga mampu melampaui krisis. “Di dalam pengelolaan ekonomi,
Indonesia diakui mengalami banyak kemajuan, baik itu ekonomi makro maupun dari
sektor riil. Baik dari indikator-indikator yang mudah dilihat maupun yang
relative susah dilihat.
Kalangan ekonom menilai pengunduran
diri SMI sebagai Menteri Keuangan menyusul posisi barunya sebagai
pejabat tinggi di Bank Dunia merupakan solusi terbaik di tengah tekanan poltik
mengenai kasus Bank Century, kerja keras SMI didukung oleh para pegawainya.
Dalam kebijakan fiskal di masa kepemimpinannya, di Direktorat Jenderal Pajak
telah melakukan reformasi jilid II dengan memperbaiki system data base
menggunakan based marking profiling, dan sisi governence tata
kelola untuk mengurangi penyelewengan maupun tindakan-tindakan yang tidak baik
dari fiskus maupun wajib pajak.
Sri Mulyani adalah seorang pemimpin
transformasional dan sekaligus pemimpin transaksional yang berkarakter, dia
memegang teguh etika kerjanya dan memiliki integritas yang kuat sehingga
terkenal sebagai pemimpin yang bersih dari faktor KKN (kolusi, korupsi dan
nepotisme). Dia berani mengambil resiko, melawan arus birokrasi yang ada yang
sudah berjalan bertahun-tahun dan mengakar dengan kuat dengan cara melakukan
pembaharuan dan reformasi proses birokrasi di departemen keuangan dan
departemen terkait lainnya, seperti bea cukai, perpajakan, yang terkenal kuat
dengan citra KKN. SMI juga menerapkan sistem reward dan punishment untuk
memacu proses reformasi birokrasi (misal; menaikkan pendapatan pegawai
departemen keuangan, dan bersikap tegas untuk mendorong setiap daerah yang terlambat membelanjakan anggaran. Sehingga
dia mendapatkan beberapa penghargaan internasional atas prestasinya memimpin
departemen keuangan dan sebagai mentri koordinator perekonomian sebagai mentri
keuangan terbaik Asia tahun 2006, dan beberapa penghargaan internasional
lainnya yang sangat membanggakan bangsa Indonesia.
2.1.2 Paparan Kasus II
PT Unilever Indonesia
didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama zeeprabrieken
N.V Lever dan diumumkan dalam Javasche
Courant pada tanggal 9 Januari 1934. Kemudian, tertanggal 22 Juli 1980,
nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Akhirnya pada tanggal 30
Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk.
Terkait dengan sejarah asal
muasal PT Unilever Indonesia tersebut maka kali ini akan dibahas mengenai
profil president director PT Unilever Indonesia yaitu Maurist Daniel Rudolf
Lalisong. Mourist menjabat sebagai president
director sejak Mei 2004. Beliau bergabung di Unilever Indonesia pada tahun
1980. Di dalam kepemimpinannya, Mourist menerapkan prinsip sustainability. Hal
ini bertujuan untuk terus meningkatkan pangsa pasar. Seperti kutipan sambutan
Mourist kepada shareholder sebagai berikut.
“2013
merupakan tahun dengan dua paruh waktu yang kondisinya berbeda, baik bagi
perseroan maupun Indonesia secara keseluruhan. Kondisi sepanjang paruh pertama
relatif positif, dengan deficit dan tingkat inflasi yang terkendali serta
rupiah yang stabil. Walaupun banjir bandang yang melanda Jakarta dan berbagai
daerah di tanah air mempengaruhi distribusi, kami mencatat hasil yang sangat
kuat di semester pertama. Memasuki paruh kedua, Indonesia mulai merasakan
dampak kondisi makro-ekonomi global yang sulit serta meningkatnya situasi di
dalam negeri yang penuh tantangan. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi
subsidi harga BBM memicu lonjakan inflasi, sementara beberapa waktu sesudahnya,
Bank Indonesia menaikan tingkat suku bunga dalam upaya untuk mengendalikan
deficit neraca pembayaran dan melemahnya nilai rupiah. Seluruh factor terebut
membawa dampak negative terhadap kepercayaan dan daya beli konsumen karena
mereka dihadapkan pada kenaikan biaya kebutuhan sehari-hari, BBM dan bahan
pokok. Dalam situasi seperti itu, konsumen dipaksa untuk membuat pilihan yang
sulit dalam menentukan barang-barang belanjaan mereka. Kami berbesar hati,
bahwa dalam situasi ini kami tetap berhasil mencatat pertumbuhan berdasarkan
beberapa parameter penting, meningkatkan pangsa pasar dari sebagian besar
kategori yang kami miliki. Walaupun persaingan sangat ketat, dan meraih
pertumbuhan dua digit pada top dan bottom line. Kunci keberhasilan kami dalam
situasi yang kurang mendukung ini adalah memastikan bahwa seluruh fundamental
bisnis kokoh pada posisinya. Kami fokus kembali pada bisnis inti pada kategori
dan produk-produk yang mendorong profitabilitas dan terbukti menghasilkan
perbedaan nyata terhadap kinerja bisnis kami”
Adapun jabatan yang pernah
dijabatnya yaitu menjadi corporate relation directors, foods director, home
care director, dan sales director. Di dalam kepemimpinannya, Maurist selalu
mengarahkan karyawannya untuk dapat menjadi manajer. Saat bergabung bersama
unilever, selama 18 bulan pertama, karyawan harus menjadi orang yang serius
agar nantinya dapat menjadi seorang manajer yang baik.
Di kantornya, ia juga
membangun sebuah gym di lantai paling
atas gedung. Maurist memiliki alasan tersendiri mengapa ia membangun gym di
lantai atas. Hal ini dimaksudkan agar karyawan-karyawannya dapat berolahraga
sambil rileks melihat pemandangan yang ada. Unilever Indonesia sejauh ini telah
membuka lapangan kerja bagi 6.043 karyawannya dan 30.000 lapangan kerja yang
berkaitan dengan Unilever. Tidak hanya terus membuka lapangan kerja, Unilever
Indonesia juga terus berupaya untuk menanamkan modal lebih besar lagi di
Indonesia.
Selain itu, jika dilihat dari
laporan tahunan PT Unilever Indonesia Tbk tahun 2013 yaitu pada laporan
manajemennya terdapat prestasi yang ditorehkan seperti Capital Market Award
sebagai best listed company dari perusahaan-perusahaan dengan kapitalisasi
pasar lebih dari Rp 10 triliyun. Prestasi ini dicapai atas kegigihan jajaran
dewan komisaris Erry Firmansyah, Cyrillus Harinowo, Bambang Subiyanto, Peter
Frank Ter Kulve, dan Hikmahanto Juwana.
Melalui kepemimpinan mereka,
PT Unilever Indonesia Tbk memenangkan kategori recruitmen & selection,
training & development, talent management, performance management, dan
reward management sebagai perusahaan pilihan utama. Perseroan juga unggul dalam
praktek, sustainability, seiring dengan pengakuan yang bertanggung jawab.
Melihat prestasi yang telah dicapai tersebut, maka hal ini dapat dijadikan
suatu indikator suatu kepemimpinan yang berhasil di suatu perusahaan. Selain
itu, pola kepemimpinan di PT Unilever Indonesia Tbk juga dapat dilihat melalui
profil dewan komisaris di dalamnya.
Terkait dengan tinjauan
teoritis mengenai kinerja, adapun kinerja karyawan di PT Unilever Indonesia
juga dapat dilihat melalui “kinerja usaha 2013” melalui pernyataan sebagai
berikut “Dengan fokus tanpa henti pada
bisnis inti, yaitu meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, perseroan terus
tumbuh di pasar dengan mencatatkan pertumbuhan dua digit pada top dan bottom
line. Dalam operasi kami mencatat kemajuan yang signifikan untuk menuju tujuan
keberlanjutan kami. Dari hasil kinerja usaha berupa data keuangan yang
didapatkan pada periode ke periode, maka dapat diinterpretasikan bahwa terdapat
peningkatan net sales dan sales growth pada home & personal care dan foods
& refreshment serta peningkatan data keuangan dari tahun ke tahun.
2.2 Teori Terkait
Seperti yang telah diketahui, banyak
teori yang terkait dengan masalah kepemimpinan. Sehingga, berdasarkan kasus
yang telah dipaparkan, diperlukan teori terkait kepemimpinan sebagai dasar
untuk menganalisa bentuk kepemimpinan dari masing-masing kasus.
2.2.1 Teori Terkait Kasus I
Trairts
theory merupakan teori yang menganalisa sikap-sikap kepemimpinan yang berkaitan
dengan aspek kepribadian, sosial, fisik, atau sikap-sikap intelektual yang
membedakan seseorang yang menjadi pemimpin dan bukan pemimpin.
Adapun
sikap-sikap kepemimpinan tersebut meliputi (Hamlin, 2007):
- Ambisi
dan energi (ambition and energy)
- Keinginan
untuk memimpin (desire to lead)
- Kejujuran
dan integritas (honesty and integrity)
- Percaya
diri (self-confidence)
- Pandai
(intelligent)
- Memiliki
pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan yang dipimpinnya (job-relevant
knowledge)
Adapun karakteristik yang dimiliki
SMI terkait teori Trait Theory adalah
karena beliau adalah seorang pemimpin yang kuat, tegas, jujur,
percaya diri dan juga kharismatik sehingga membuat orang lain berdecak kagum
melihat berbagai prestasinya di bidang ekonomi. Namun demikian, teori yang membahas mengenai
sikap-sikap kepemimpinan tersebut memiliki keterbatasan, yang meliputi (Hamlin,
2007):
- Tidak
ada sikap yang universal untuk memprediksi kepemimpinan dalam segala
situasi. Artinya, sikap-sikap kepemimpinan tersebut mungkin tidak sesuai
diterapkan ada kondisi tertentu.
- Sikap-sikap
tersebut memprediksi perilaku kepemimpinan dalam situasi yang “lemah” atau
stabil bukan situasi yang “kuat” atau dinamik.
- Bukti
hubungan sebab akibat antara kepemimpinan dan sikap seorang pemimpin belum
jelas.
- Sulit
membedakan dan menilai apakah sikap kepemimpinan seseorang lebih baik atau
lebih buruk dari yang lain karena pengaruh situasi dan kondisi berbeda.
SMI menjalankan gaya kepemimpinan
yang transaksional dan transformasional pada saat yang bersamaan selama masa
kepemimpinannya. Kepemimpinan transaksionalnya terlihat pada saat dia
menekankan agar pegawainya bersikap terbuka, akuntabel dan melayani
publik dan dia juga memberikan peningkatan remunerasi sebagai imbalannya,
sedangkan untuk kepemimpinan transformasionalnya saat dia melakukan pembaharuan
dan reformasi birokrasi didepartemen-departemen yang dipimpinnya, dia
memberikan contoh tentang apa yang harus dilakukan, dia mendorong agar anak
buahnya menjadi lebih baik dan bertransformasi meninggalkan citra yang buruk,
dia menginspirasi orang banyak untuk mempertahankan inegritas dan etika yang
baik sebagai pejabat publik.
Adapun teori lain yang berhubungan
dengan kasus ini adalah behavior Theory yaitu teory Y. Teory y berasumsi bahwa
seseorang yang rajin dan dapat dipercaya. Adapun sifat atau perilaku yang
dimiliki SMI terkait teori ini adalah ketika SMI berani mengambil
resiko, melawan arus birokrasi yang ada yang sudah berjalan bertahun-tahun dan
mengakar dengan kuat dengan cara melakukan pembaharuan dan reformasi proses
birokrasi di departemen keuangan dan departemen terkait lainnya.
2.2.2 Teori Terkait Kasus II
Teori yang digunakan dalam
kepemimpinan dibagi menjadi dua. Pertama, yaitu terori watak atau sifat (trait
theory) dan yang kedua yaitu teori perilaku (behavioral theory). Teori watak
atau sifat (trait theory) ini menekankan keberhasilan organisasi pada diri
pemimpin. Studi tentang kepemimpinan didasarkan pada karakteristik pemimpin
yang berhasil. Sedangkan teori perilaku (Behavioral Theory) di dasarkan pada
studi perilaku hubungan pemimpin dengan individu, kelompok dan organisasi.
Adapun jenis-jenis tipe kepemimpinan
situasional ini dapat dibagi lagi menjadi empat yaitu tipe direktif, tipe
konsultif, tipe partisipatif, dan tipe delegatif. Pimpinan PT Unilever
Indonesia Tbk sendiri memiliki tipe delegatif, dimana gaya kepemimpinan
delegatif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang
akan dilakukan lebih banyak diserahkan kepada bawahan. Tipe kepemimpinan ini
lebih bisa diterapkan ke perusahaan yang bersifat struktural.
2.3
Analisis
Berdasarkan
teori yang telah ada, maka dilakukan analisis mengenai kepemimpinan dari
masing-masing kasus yang telah dipaparkan.
2.3.1 Analisis Kasus I
Jiwa kepemimpinan yang
dibawa dari lahir oleh SMI, membuat dia memperoleh banyak prestasi, baik di
dalam negeri maupun luar negeri. Kepemimpinannya yang baik banyak mempengaruhi
orang lain. SMI juga telah membuktikan bahwa dia mempunyai kualitas-kualitas dan
ciri-ciri sebagai pemimpin yang efektif; seperti berintegritas, beretika,
mempunyai visi dan misi yang jelas, berani membuat tindakan/keputusan, berani
menempuh resiko, memberikan rewards dan punishment, membawa dan
melakukan perubahan, memenuhi target yang diharapkan, dan bertanggung-jawab dan
akuntabel atas keputusannya, serta masih banyak lagi kualitas lainnya. Dari
segi kompetensi inti atau skill, SMI memiliki intelektualitas dan pengalaman
dibidang perekonomian dan dunia internasional yang sangat baik bahkan diakui
oleh pihak internasional serta memiliki kemampuan konseptual yang baik.
2.3.2 Analisis Kasus II
Jika dikaitkan dengan konsep
pada bab sebelumnya maka dapat dilihat bahwa Maurist mimiliki 3 konsep
kepemimpinan kharismatik, individual consideration, dan intellectual
stimulation. Maurist memiliki kharisma dari bawahan. Hal ini terlihat dari
track record jabatan yang dimilikinya dari mulai bergabung ke Unilever hingga
menjadi president director Unilever.
Terkait dengan paparan
tersebut, maka dapat dilihat bahwa Maurist memiliki sifat kepemimpinan menurut
teori watak dan teori perilaku. Teori watak dapat dilihat pada statement
Maurist kepada pemegang saham (shareholder) di atas. Maurist terus memiliki
keinginan menerapkan prinsip sustainability yang ingin terus meningkatkan
pangsa pasar. Selain itu, Maurist memiliki cara berfikir “down to earth” dimana ia memposisikan diri sebagai konsumen. Hal
ini dapat dilihat dari laporan pemegang saham mengenai kondisi Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) tahun 2013.
Selain itu, jika dilihat dari
teori perilaku yang menekankan 3 bagian,
yaitu hubungan pemimpin dan individu, hubungan pemimpin dengan kelompok, dan
hubungan pemimpin dan organisasi. Hubungan
pemimpin dan individu tidak dapat dilihat secara mendetail karena keterbatasan
waktu. Sedangkan hubungan pemimpin dan kelompok dan hubungan pemimpin dan
organisasi dapat dilihat ketika Maurits men-treatment karyawannya dengan
menyediakan fasilitas seperti gym tadi. Adapun dari segi jenis kepemimpinan
Maurits di PT Unilever Indonesia menggunakan tipe kepemimpinan delegatif
(delegating) karena struktur organisasi dari PT Unilever Indonesia itu sendiri
bersifat struktural.
2.4 Saran
Jadilah
orang yang tegas dan disiplin, rasional tapi juga tulus, mempunyai
kualitas-kualitas dan ciri-ciri sebagai pemimpin yang efektif; seperti
berintegritas, beretika, mempunyai visi dan misi yang jelas, berani membuat
tindakan/keputusan, berani menempuh resiko, memberikan rewards dan punishment,
membawa dan melakukan perubahan, memenuhi target yang diharapkan, dan
bertanggung-jawab dan akuntabel atas keputusannya, serta masih banyak lagi
kualitas lainnya.
BAB
III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang
dapat diambil dari studi kasus kepemimpinan SMI dalam makalah ini adalah SMI
merupakan salah satu wanita dengan gaya kepemimpinan yang baik. SMI memiliki
integritas dan kualitas yang mampu membawanya hingga ke Bank Dunia. Dengan
kemampuan dan ilmu yang dimilikinya, SMI mampu menjadi pemimpin yang
berkualitas dan juga disegani oleh para bawahannya.
Sedangkan kesimpulan
yang dapat diambil dari kasus kepemimpinan Maurist Daniel Rudolf
Lalisong adalah Maurist selaku pimpinan dari PT Unilever Indonesia Tbk,
memiliki 3 konsep kepemimpinan yaitu kharismatik, individual consideration, dan
intellectual stimulation. Maurist memiliki sifat kepemimpinan menurut
teori watak dan teori perilaku serta selalu memiliki keinginan menerapkan
prinsip sustainability yang ingin terus meningkatkan pangsa pasar Berdasarkan
jenis kepemimpinan Maurist di PT Unilever Indonesia menggunakan tipe
kepemimpinan delegatif (delegating) karena struktur organisasi dari PT Unilever
Indonesia itu sendiri bersifat structural.
DAFTAR
PUSTAKA
Hamlin, R. 2007. Developing effective leadership
behaviours: the value of evidence based management. Business Leadership Review
IV:IV October 2007, UK
Vivanews.com. 5 Mei 2010. Irjen: Sri Mulyani Unik,
Berani ambil Resiko. http://bisnis.vivanews.com/news/read/148946sri_mulyani_ke_bank_dunia__irjen_depkeu_kaget
di akses pada tanggal 19 Februari 2016 Pukul 17:22 WIB
0 komentar:
Posting Komentar